Pengertian
Buah naga merupakan buah dari beberapa jenis kaktu dari marga Hylocereus dan Selenicereus yang berarti
Hylocereus : kaktus epifit Amerika tropis dengan sudut batang dan bunga sangat harum umumnya berwarna putih
Selenicereus : epifit kaktus yang mekar di malam hari
Hylocereus : kaktus epifit Amerika tropis dengan sudut batang dan bunga sangat harum umumnya berwarna putih
Selenicereus : epifit kaktus yang mekar di malam hari
Sejarah
Buah naga atau dalam bahasa Inggris dinamakan pitaya, berasal dari beberapa negara seperti Costa Rica, El Salvador, Mexico Selatan dan Pasifik Guatemala. Di daerah asalnya buah ini dinamai pitahaya atau pitaya roja dan sering dikonsumsi sebagai hidangan pembuka di rumah-rumah penduduk. Namun dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-besaran di beberapa negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia Utara dan Tiongkok Selatan.
Pada mulanya (sekitar tahun 1870) tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam untuk ditujukan sebagai tanaman hias. Bentuknya unik dengan memiliki batang segitiga, berduri pendek serta memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga wijayakusuma (berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan mekar sempurna pada malam hari). Orang-orang Vietnam dan Cina menganggap buah ini membawa berkah dengan melihat dari bentuknya, oleh sebab itu buah ini sering diletakkan di antara dua patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Dari hal inilah lahir istilah thang loy (buah naga). Lama kelamaan buah ini lalu ditanam dan diproduksi secara missal untuk diperdagangkan. Setelah dari Vietnam, pengembangannya terus berlanjut ke wilayah Taiwan dan Thailand bagian Utara. Kebanyakan buah naga yang ditanam pada saat itu adalah yang jenisnya berwarna putih. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, buah ini mulai ditanam secara komersil pada tahun 2000 dan mulai dikembangkan sekitar tahun 2001 dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya.
Pada mulanya (sekitar tahun 1870) tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam untuk ditujukan sebagai tanaman hias. Bentuknya unik dengan memiliki batang segitiga, berduri pendek serta memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga wijayakusuma (berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan mekar sempurna pada malam hari). Orang-orang Vietnam dan Cina menganggap buah ini membawa berkah dengan melihat dari bentuknya, oleh sebab itu buah ini sering diletakkan di antara dua patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Dari hal inilah lahir istilah thang loy (buah naga). Lama kelamaan buah ini lalu ditanam dan diproduksi secara missal untuk diperdagangkan. Setelah dari Vietnam, pengembangannya terus berlanjut ke wilayah Taiwan dan Thailand bagian Utara. Kebanyakan buah naga yang ditanam pada saat itu adalah yang jenisnya berwarna putih. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, buah ini mulai ditanam secara komersil pada tahun 2000 dan mulai dikembangkan sekitar tahun 2001 dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya.
Manfaat Buah Naga
selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Belum ada penelitian tentang manfaat buah ini, namun karena asalnya dari jenis buah kaktus dipercaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung serat yang tinggi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.
Jenis
1. Hylocereus undatus
Kulit merah buah ini amat kontras dengan daging putih di dalamnya. Di dalam daging itu bertebaran biji hitam. Jenis ini mudah dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara. Bobot rata-rata per buah 400-500 gram, ada juga yang hingga 650 gram.
Buah jenis ini bercita rasa manis bercampur masam segar, mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya tergolong rendah dibandingkan dengan buah naga jenis lain. Kadar kemanisan 10-13 brik. Tanaman ini sangat cocok ditanam di lahan kering, dan dalam sekali tanam usianya bisa bertahan sampai 20 tahun
Buah jenis ini bercita rasa manis bercampur masam segar, mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya tergolong rendah dibandingkan dengan buah naga jenis lain. Kadar kemanisan 10-13 brik. Tanaman ini sangat cocok ditanam di lahan kering, dan dalam sekali tanam usianya bisa bertahan sampai 20 tahun
2. Hylocereus polyrhizus
buah naga daging merah. Sosok tanaman jenis ini lebih kekar. Di bagian batang dan cabang, jarak antarduri tampak lebih rapat. Bobot buahnya rata-rata 400-500 gram. Dagingnya berwarna merah keunguan. Kadar kemanisan 13-15 brik
3. Selenicereus megalanthus
buah naga daging super merah. Batangnya lebih besar dan berwarna loreng ketika tua. Kulit buah merah dan berjumbai. Ukuran buahnya rata-rata 400-500 gram. Tingkat kemanisan 13-15 brik
4. Hylocereus costaricensis
buah naga kulit kuning daging putih. Penampilannya khas dengan kulit kuning dan tanpa sisik atau jumbai. Tekstur kulit cenderung halus, seperti apel, sehingga dijuluki kaktus apel. Kadar kemanisan 15-18 brik. Ukuran buah 80-100 gram
Source: Kaskus (With Edit sana edit sini :D)
0 comments:
Post a Comment